PUISI MADURA - TALEKKO CAMAR
PUISI MADURA - TALEKKO
by Adrian Pawitra
è mosèm nambhârâ’, ghu-lagghu sè èoburi ebbhun
pandhengnga mata ghi’ taalang bun-arbun
sambi ngèjhung bi’ saronèn sè ètopè dhâghâ kalowar ra’-ora’ èlè’èrra
toju’ kadhibi’ân è bâto karang è pèngghir sèrèng
mano’ talekko la paḍâ ombâr, cè’ locona, cè’ manèssa lèlèbâna
mano’ sè èsebbhut kèya dhârâ tasè’
amarghâ para’ paḍââ bi’ mano’ dhârâ
buluna èsak abârna bu-abu
cocco’na abâk lanjhâng bân lancip
èmot ka alè’ sè raddhin, sè maghreggheddhân atè
pon la abit bulâ sè nyarè dhika, bâḍâ èko’imma ma’ taḍâ’ kabhârrâ
ḍu alè’ dhika raddhin tor manès amara talekko,
sè ngabbher è bâng-abâng, pangabângnga ngatang rè-lèrè
malar moghâ èpastèaghi jhâ’ dhika pajhât pèlèan atè bulâ
ḍu Pangèran kabbhulaghi pangaterro abdhi dhâlem
ka alè’ sè raddhin sè amara talekko,
sè ngapèncotè atè.
Adrian Pawitra Jhengghâlâ, Agustus 2010
Puisi Madura - Kembhâng Kènè’ Senṭèk
Puisi Madura - Kembhâng Kènè’ Senṭèk
by: Adrian Pawitra
Bi’-dhibi’ ân bulâ toju’ atongghul to’ot mabi mandhengngè
kembhâng kènè’ senṭèk mèbis kembhâng mabâr
Sè ghi’ bhuru mekkar ngacengngar
Atè mojhi bân ngarep ma’ ta’ legghis èlobbhâ
Namong.. dhâksakala ojhân dherres angèn akalangbusbus
Bulâ buru aberka’ ghâncang, adhinaaghi kembhâng kènè’ senṭèk
Nyarè pangaobhân sè teḍḍhu
Napè bhâ’ rosagghâ kembhâng ghârowa ècapo’ ojhân?
Bulâ ngo’-prongo’an cè’ pegghellâ,.. pegghel ongghu taḍâ’ paḍâ
Adhi’-dhindhi’ ojhân pas la ambu, langngè’ acajâ polè
Bulâ cè’ agherrâ,.. agher ongghu nègghuâ kabâḍâânna
kembhâng kènè’ senṭèk
Kembhâng ghârowa ella rosak, ella potong dâlânggiddhâ,
Ta’ kennèng naddhek sodhek polè
Bulâ ghun coma ngellos ḍâḍâ, coma ngarep,
kembhâng kènè’ senṭèk ghârowa pagghunna èsak
Bulâ ajhânjhi,.. mojhââ salanjhângnga.
Jhengghâlâ, Agustus 2010
Serial Puisi Madura - Ngaterroè Bintang
Serial Puisi Madura - Ngaterroè Bintang
(Sè ngangghit : Bintang Aprilia)
Malem m’pon ngombâr, bulâ nongngo’ bulân... atè seḍḍhi, aromasa jhâ’ bulâ lakar bi’-dhibi’ân, bulâ mandhengngè bintang... atè bhunga, bulâ yâkèn ghi’ bânnya’ t’rèsna mongghu ka bulâ, bulâ noddhu’â sèttong bintang kaangghuy abhârengngè lem-malemma bulâ, èngghâ lagghu’ ghu-lagghu bintang pagghunna asonar, arowa’ ro tang Mataarè
Sejarah Komputer dan Perkembangannya
Penemuan fenomenalnya yaitu Mesin penghitung (Difference Engine no.1) merupakan salah satu penemuan yang paling terkenal dalam sejarah perkembangan komputer dan merupakan kalkulator otomatis pertama sebagai cikal bakal kompuer. Penemuan tersebut menjadikan Charles Babbage sebagai penemu konpur dan dijuluki sebagai bapak komputer.
Berikut ini sejarah komputer dan perkembanganya:
1822: Charles Babbage mengemukakan idenya yaitu sebuah alat yang dapat membantu manusia dalam melakukan penghitungan pada tingkat kompleksitas yang tinggi dan rumit. Mesin buatanya yang belum selesai tersebut saat ini di musiumkan di Museum of Science London.
1937: Dr. John V Atanasoff dan Clifford Berry mulai membuat design komputer digital elektronis pertama. Mereka memberi nama mesin tersebut ABC (Atanasoff-Berry Computer). Kemampuan mesin ABC tersebut hanya sebatas menghitung tambah dan pengurangan.
1943: Pada Perang Dunia 2, Seorang ilmuwan Inggris yang bernama Alan Turing mendesain komputer elektronik yang dibuat khusus bagi tentara Inggris. Tujuan pembuatan komputer tersebut agar dapat digunakan untuk menembus kode pertahanan Jerman.
1944: Howard Hathaway Aiken (Amerika) membuat yang diberi nama Mark I. Merupakan sebuah komputer hitung digital pertama. Komputer tersebut memiliki luas 7,45 kaki x 50 kaki, dengan berat 35 ton. Mark I sudah dapat digunakan untuk menghitung probabilitas.
1945: Dr. John von Neumann menulis sebuah konsep penyimpanan data. Pada saat itu masih berupa ide.
1946: Dr. John W. Mauchly dan J. Presper Eckert, jr. membuat komputer skala besar yang pertama, nama komputer tersebut adalah ENIAC (Electronic Numerical Integrator And Computer). Dunia juga beranggapan kedua orang ini sebagai penemu komputer digital.
ENIAC komputer memiliki berat 30 ton, terdiri dari 18.000 lampu tabung (transistor ukuran besar), dengan lebar 30 kaki x 50 kaki, memakai tenaga 160.000 watt. Saat pertamakali dioperasikan Pertama seluruh jaringan listrik di wilayah Philadelphia mendadak mati.
ENIAC sedikit lebih maju dibandingkan Mark I yang hanya dapat menghitung. ENIAC tidak hanya memiliki kemampuan menghitung, tambah, kurang, kali, bagi, tapi juga dapat diprogram untuk melakukan proses sederhana.
1951: The U.S. Bureau of Cencus menginstalasi komputer komersial pertama yang bernama UNIVAC I (Universal Automatic Computer). UNIVAC I ini dikembangkan oleh Mauchly dan Eckert untuk Remington-Rand Corporation.
1947: William Shockley, John Bardeen, dan Walter Brattain merupakan penemu Transistor pertama di dunia. Semenjak ditemukanya transistor, ukuran komputer menjadi semakin kecil.
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno
terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering disebut Bumi
Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gununggunung,
seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung
Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga
dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo,
Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat
subur.
Kerajaan
Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan Medang merupakan
kerajaan yang bercorak agraris. Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti)
yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa
Syailendra dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya merupakan pemuluk Agama
Hindu beraliran Syiwa sedangkan Wangsa Syailendra merupakan pengikut
agama Budah, Wangsa Isana sendiri merupakan Wangsa baru yang didirikan
oleh Mpu Sindok.
Raja
pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya yang juga merupakan
pendiri Wangsa Sanjya yang menganut agama Hindu. Setelah wafat, Sanjaya
digantikan oleh Rakai Panangkaran yang kemudian berpindah agama Budha
beraliran Mahayana. Saat itulah Wangsa Sayilendra berkuasa. Pada saat
itu baik agama Hindu dan Budha berkembang bersama di Kerajaan Mataram
Kuno. Mereka yang beragama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian utara,
dan mereka yang menganut agama Buddha berada di wilayah Jawa Tengah
bagian selatan.
Wangsa
Sanjaya kembali memegang tangku kepemerintahan setelah anak Raja
Samaratungga, Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang menganut
agama Hindu. Pernikahan tersebut membuat Rakai Pikatan maju sebagai
Raja dan memulai kembali Wangsa Sanjaya. Rakai Pikatan juga berhasil
menyingkirkan seorang anggota Wangsa Sailendra bernama Balaputradewa
yang merupakan saudara Pramodawardhani. Balaputradewa kemudian mengungsi
ke Kerajaan Sriwijaya yang kemduian menjadi Raja disana.
Wangsa
Sanjaya berakhir pada masa Rakai Sumba Dyah Wawa. Berakhirnya
Kepemerintahan Sumba Dyah Wawa masih diperdebatkan. Terdapat teori yang
mengatakan bahwa pada saat itu terjadi becana alam yang membuat pusat
Kerajaan Mataram Hancur. Mpu Sindok pun tampil menggantikan Rakai Sumba
Dyah Wawa sebagai raja dan memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno di
Jawa Timur dan membangun wangsa baru bernama Wangsa Isana.
Pusat
Kerajaan Mataram Kuno pada awal berdirinya diperkirakan terletak di
daerah Mataram (dekat Yogyakarta sekarang). Kemudian pada masa
pemerintahan Rakai Pikatan dipindah ke Mamrati (daerah Kedu). Lalu, pada
masa pemerintahan Dyah Balitung sudah pindah lagi ke Poh Pitu (masih di
sekitar Kedu). Kemudian pada zaman Dyah Wawa diperkirakan kembali ke
daerah Mataram. Mpu Sindok kemudian memindahkan istana Medang ke wilayah
Jawa Timur sekarang.
Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas, namun menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal (732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya. Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda (akhir dari Kerajaan Tarumanegara).
Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas, namun menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal (732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya. Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda (akhir dari Kerajaan Tarumanegara).
Kekuasaan
Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora dan kemudian
melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan dari
Tarusbawa, Raja Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang
merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya. Setelah naik tahta,
Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali. Setelah
berhasil menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya
memutuskan untuk membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.
Dari
prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal,
bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak
abad ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno
Hancurnya Kerajaan Mataram Kuno dipicu permusuhan antara Jawa dan Sumatra yang dimulai saat pengusiaran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa yang kemudian menjadi Raka Sriwijaya menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan. Perselisihan antara kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya. Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara.
Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno
Hancurnya Kerajaan Mataram Kuno dipicu permusuhan antara Jawa dan Sumatra yang dimulai saat pengusiaran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa yang kemudian menjadi Raka Sriwijaya menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan. Perselisihan antara kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya. Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara.
Rasa
permusuhan Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika
Wangsa Isana berkuasa. Sewaktu Mpu Sindok memulai periode Jawa Timur,
pasukan Sriwijaya datang menyerangnya. Pertempuran terjadi di daerah
Anjukladang (sekarang Nganjuk, Jawa Timur) yang dimenangkan oleh pihak
Mpu Sindok.
Runtuhnya
Kerajaan Mataram ketika Raja Dharmawangsa Teguh yang merupakan cicit
Mpu Sindok memimpin. Waktu itu permusuhan antara Mataram Kuno dan
Sriwijaya sedang memanas. Tercatat Sriwijaya pernah menggempur Mataram
Kuno tetapi pertempuran tersebut dimenangkan oleh Dharmawangsa.
Dharmawangsa juga pernah melayangkan serangan ke ibu kota Sriwijaya.
Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika ia mengadakan
pesta perkawinan putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji
Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan
Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa tewas.
Borobudur ~ Salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno |
Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirnya Kerajaan Mataram Kuno, yaiut berbentuk Prasasti dan Candi-candi yang dapat kita temui samapi sekarang ini. Adapun untuk Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa prasasti, diantaranya:
- Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).
- Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).
- Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
- Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Selain
Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan candi
yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang
antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu,
Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan,
Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, dan tentu saja
yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.
Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno
Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja dinataranya sebagai berikut:
Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno
Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja dinataranya sebagai berikut:
- Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno
- Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra
- Rakai Panunggalan alias Dharanindra
- Rakai Warak alias Samaragrawira
- Rakai Garung alias Samaratungga
- Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya
- Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
- Rakai Watuhumalang
- Rakai Watukura Dyah Balitung
- Mpu Daksa
- Rakai Layang Dyah Tulodong
- Rakai Sumba Dyah Wawa
- Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
- Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
- Makuthawangsawardhana
- Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir
Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Mataram Kuno
Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu pada pertanian. Kondisi alam bumi Mataram yang tertutup dari dunia luar sulit untuk mengembangkan aktivitas perekonominan dengan pesat.
Bumi
Mataram diperintah oleh dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti
Syailendra. Dinasti Sanjaya beragama Hindu dengan pusat kekuasaannya di
utara dengan hasil budayanya berupa candi-candi seperti Gedong Songo dan
Dieng. Dinasti Syailendra beragama Bundha dengan pusat kekuasaannya di
daerah selatan, dan hasil budayanya dengan mendirikan candi-candi
seperti candi Borobudur, Mendut, dan Pawon.
Semula
terjadi perebutan kekuasan namun kemudian terjalin persatuan ketika
terjadi perkawinan antara Pikatan (Sanjaya) yang beragama Hindu dengan
Pramodhawardhani (Syailendra) yang beragama Buddha. Sejak itu agama
Hindu dan Buddha hidup berdampingn secara damai.
Ḍu.... kerrong arèya nyèksa ka abâ’....!!
Serial Puisi Madura (Bagian VI)
Ḍu.... kerrong arèya nyèksa ka abâ’....!!
(Sè ngangghit : Ajeng Vienyard)
Bulâ ajhumbu’i ebbhun bângennan, bân bulâ matalabuyaghiḌu.... kerrong arèya nyèksa ka abâ’....!!
(Sè ngangghit : Ajeng Vienyard)
Bulâ torodhi taghibâ angèn jhâu ngarbâng
Sopajâ taanga’aghi bi’ sang mataarè lagghu
Sè cè’ saccana akancaè bulâ ḍâlem seppè
Makko bulâ tao jhâ’ seppè ghânèka bânnè kasèppèan
Bulâ alèmbâyaghi tèngka’, asalo’so’è lampat sè tadhingghâl
Akadhi bâkto bulâ so dhika ghi’ apolong, bâkto ghânèka, ḍu Kaka’..
Anapè sanèyap bulâ paksa kaangghuy ngèjhâ, andhâddhiaghi sèksa
Sanajjhân peddhi, peddhi bân lessoh.. bulâ pagghun arangka’
Sopajâ ta’ ghâgghâr abhuḍhâk celloddhâ bângennan sè tapongkor
Saompama ebbhun rowa bi’ bulâ kennèng èpadhâddhi ghâmbârrâ robâna dhika
Mè’ pola bhâi kerrong ta’ aserroa saseḍḍhi rèya è atè bulâ
Acerrèng ra! sè lantè, sopajâ sowarana dhika takèḍing palasdhâ
Sopajâ bulâ bisa nemmo lampat padhâna dhika, ḍu Kaka’..
Bân bulâ asè’èraghiâ bhâb pajhâlânanna tarèsna dhika bân bulâ
Mon ḍâgghi’ sè’-rèsè’na ojhân pon la ambu, bulâ terro ngajhâgghâ dhika
Arassaè ḍâng-anḍâng sè alap-kellèp è bâng-abâng
Kalabân bârnana sè apa-ropa..
Manyènadhi cajâ ngareḍḍhâp sè ngapèncotè atè bulâ bân dhika
Ḍu.... segghut sè’èrra bulâ neng-ngenneng ta’ pa oca’ sè ama’na
Ropana bâḍâ sè arontoan ḍâlem bhâsa sè terro bulâ krèna.
PUISI MADURA - CAMAR
TERJEMAHAN
PUISI MADURA - CAMAR
melewati semak belukar yang penuh dengan biji-bijian
di musim penghujan, pagi hari yang ditaburi embun
pandangan mata masih terhalang halimun
sembari menyanyi dengan serunai yang ditiup
sampai keluar urat-urat dilehernya
duduk sendirian dibatu karang dipinggir pantai
burung camar mulai berdatangan, sangat lucu, sangat manis perilakunya
burung yang disebut juga burung merpati laut
karena hampir mirip dengan merpati
bulunya indah berwarna abu-abu
paruhnya agak panjang dan lancip
teringat akan kasihku yang cantik, yang menggemaskan hati
telah lama ku mencarimu, ada dimana kok tidak ada kabarnya
oh kasih,.. dirimu cantik dan manis bagaikan camar
yang terbang diangkasa, terbangnya melayang datar perlahan-lahan
semoga ada kepastian bahwa dirimu memang pilihan hatiku
Oh Tuhan, kabulkanlah keinginanku
akan kasihku yang cantik
yang seperti camar, yang memesona hati
Sidoarjo, Agustus, 2010
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Download Film Crows Explode/Crows Zero 3 Sub Indo kini sudah hadir dalam versi yang bening atau kualitas yang nyaman untuk ...
-
Kawan ? Kabar nya Baik Bukan ? Sekarang Saya Sudah Melengkapi Artikel ini . Pengertian Istilah Internet Sering Sekali Di Cari Oleh Par...
-
Komputer Generasi I (1940-1959) ENIAC Electronic Numerical Integrator and Calculator (ENIAC) merupakan generasi pertama komputer digita...